Burns
My luve is like a red, red rose
That’s newly sprung in June
My luve is like the melodie
That’s sweetly played in tune
Pemahaman
mengenai puisi tersebut adalah cinta yang digambarkan dalam sebuah bunga.
Kekuatan dalam mengupas kata-kata dalam puisi tersebut membuat pemahaman yang
lebih mendalam tentang arti dari puisi. Puisi karya Burn, tidak hanya sebatas
puisi, namun penggambaran real akan sebuah kehidupan. Kehidupan manusia yang
dipenuhi dengan cinta, sedih, bahagia menjadi satu kesatuan. Pengalaman
kehidupan tentu sangat beragam, apabila dikaitkan dengan puisi yang ditulis
oleh Burn. Pengalaman kehidupan manusia menjadi cermin bahwa tingkah laku
manusia dapat memberikan cermainan pada sebuah karya sastra yang bernilai.
Kekuatan
bahasa puisi karya Burn menunjukkan bahwa permainan kata-kata dalam ritme puisi
membuat efek getar pembaca. Estetika pemaknaan warna yang muncul pada bunga
mawar mencerminkan bahwa level suatu pemaknaan hidup dapat beraneka ragam. Red-red….merah sampai memerah, pemahaman
saya mengenai puisi ini. Tingkat kebermaknaan hidup manusia dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, melihat fenomena hidup juga bisa dipandang dari
berbagai persepsi. Kita tidak bisa menjustifikasi bahwa sebuah peristiwa,
karena peristiwa yang dialami manusia akan selalu berkembang.
That’s newly srung in Juni……..kekuatan
makna pada kalimat tersebut menggugah pemahaman persepsi tentang cara menikmati
sebuah kehidupan. Hidup selalu berubah dan selalu datang sesuai dengan apa yang
kita butuhkan. Ritme dan pola fenomena yang terjadi di dunia akan membuka
cakrawala kita untuk memandang hidup menjadi lebih bijaksana. Kita tidak memaksakan
apa yang terjadi secara ekstern dengan intern. Terkadang realitas tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Pluralitas realitas akan memperkaya seseorang dalam
memilih dan memilah apa yang akan dikerjakan. Terkadang sesuatu yang diharapkan
akan datang dengan indahnya sesuai dengan yang diharapkan, namun ada juga yang
tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
Teori New Critisism menggali tentang
kedalaman pemahaman untuk memaknai sebuah karya. Karya jangan hanya dipahami
untuk memperoleh makna, namun lebih melihat secara ekstrinsiknya artinya
melihat fenomena yang real tentang potret kehidupan. Melihat sastra jangan
hanya sekadar melihat hal secara dangkal, rangkaian kata dan pemaknaan. Kita
dapat melihat sebuah seni sastra dikaitkan dengan sebuah potret kehidupan yang
beraneka ragam di masyarakat sosial.
Puisi
karya Burn, mulai berangkat dari sebuah eksotisme kehidupan yang selalu indah.
Cinta menjadi getar dunia, membuah realitas hidup menjadi sangat berarti bagi
orang yang mengalaminya. Cinta akan berproses menuju pada suatu
keajaiban-keajaiban yang kemunculannnya sering tidak di duga. Keharmonisan pada
cinta yang terstruktur pada ritme atau lagu akan menimbulkan pada efek estetika
yang sangat tinggi. Begitu pula apabila kehidupan kita dikaitkan dengan fungsi
harmonisasi aspek kehidupan yang terjadi akan muncul sangat indah. Sastra
mengomunikasikan menggunakan bahasa universalnya, menggambarkan bahwa kita
memiliki segudang seni, segudang cara pandang, dan masih banyak lagi cara kita
menyikapi atau menikmati suatu karya.
Sastra
akan menjembatani fenomena kehidupan manusia yang dapat dibaca dan dinikmati
dalam bentuk karya. Contohnya karya puisi yang dibuat oleh Burn. Puisi yang
merangkai kata sederhana, namun sarat akan makna. Puisi ini mengkomunikasikan
bahwa cinta itu akan membawa sebuah kedamaian di dunia. Bahasa Cinta sangat
universal dan perlu direalisasikan pada kehidupan yang real. Teori New Critisism yang berakar pada
teori sebelum teori, menggiring pada pemahaman bahwa seni itu dapat dinikmati
dan dimaknai sebagai sebuah gambaran realitas hidup yang sebenarnya. Suatu seni
hendaknya dikaitkan dengan common sense,
arti seni itu mutlak untuk dipahami sebagai sebuah realitas kehidupan manusia
yang terdiri dari berneka macam bentuk.
Jakarta,
09 September 2015
YB.
Dion Rikayakto