Selasa, 26 November 2019

BAHASA PETUNJUK PEMAKAIAN PRODUK BERDASAR KAJIAN PRAGMATIK MAKSIM KUANTITAS


BAHASA PETUNJUK PEMAKAIAN PRODUK  
BERDASAR KAJIAN PRAGMATIK MAKSIM KUANTITAS


A.    PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa sekarang ini, walaupun pada kira-kira dua dasa warsa yang silam, ilmu ini jarang atau hampir tidak pernah disebut oleh para ahli bahasa. Hal ini dilandasi oleh semakin sadarnya para linguis, bahwa upaya untuk menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi (Leech, 1993: 1). Seorang filosof dan ahli logika Carnap (1938) juga menjelaskan bahwa pragmatik mempelajari konsep-konsep abstrak. Pragmatik mempelajari hubungan konsep yang merupakan tanda. Selanjutnya Montague mengatakan bahwa pragmatik adalah studi mengenai “idexical“ atau “deictic“. Dalam pengertian ini pragmatik berkaitan dengan teori rujukan atau deiksis, yaitu pemakaian bahasa yang menunjuk pada rujukan tertentu menurut pemakaiannya. Pragmatik merupakan salah satu bidang kajian linguistik, bidang yang merupakan penelitian bagi para ahli bahasa.
Pragmatik yang dimaksud sebagai bahan pengajaran bahasa atau yang disebut fungsi komunikatif, biasanya disajikan dalam ajaran bahasa asing. Sebagaimana telah di jelaskan bahwa kajian pragmatik sangat penting bagi seorang ahli linguis, dan perlu kita tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pragmatik?, bagaimana kita harus menggunakan pragmatik dengan benar? mengapa kita harus mempelajari kajian pragmatik?. Dengan munculnya pertanyaan seperti itu kita akan berusaha menjawab bahwa isi dari kajian pragmatik itu adalah bidang yang mengkaji makna penutur,  bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya, bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara, dan bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Setelah kita mengetahui isi dari kajian pragmatik setidaknya kita mampu mengimplementasikan setiap ucapan kita, mengerti maksud dan tujuan ucapan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu pragmatik sangatlah penting dalam mengkaji  setiap ucapan yang kita keluarkan.
Seperti dalam pengertian bahasa, hal-hal di luar bahasa mempengaruhi pemahaman kita pada hal di dalam bahasa. Untuk memahami apa yang terjadi di dalam sebuah percakapan, misalnya kita perlu mengetahui aiapa aja yang terlibat di dalamnya, bagaimana hubungan dan jarak social di antara mereka, atau status relative di antara mereka.
Rustono (1999:55) menyatakan Prinsip percakapan (Convensional principle) adalah prinsip yang mengatur mekanisme percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun. Dari batasan itu dapat dikemukakan bahwa prinsip percakapan itu mencakup dua, yaitu prinsip kerjasama (cooperative principle) dan prinsip kesantunan (politeness principle). Pembicara di dalam percakapan harus berusaha agar apa yang dikatakannya bisa relevan dengan situasi di dalam percakapan itu, jelas dan mudah dipahami oleh pendengarnya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ada kaidah-kaidah yang harus ditaati oleh pembicara agar percakapan dapat berjalan dengan lancer. Kaidah-kaidah itu di dalam kajian pragmatic, dikenal dengan prinsip kerja sama.
Dalam Kushartanti (2007:106) Grice (1975) mengungkapkan bahwa di dalam prinsip kerja sama, seorang pembicara harus mematuhi empat maksim. Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proses komunikasi. Keempat maksim percakapan itu adalah: maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Bahan penelitian saya disini mengacu pada maksim kuantitas, dapat kita  ketahui , maksim kuantitas merupakan suatu tuturan untuk memberikan informasi secara singkat, jelas dan tidak berlebihan.
Di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin (Rahardi , 2008 : 53 ). Dan pendapat lain dari Kushartanti (2007:106) Grice (1975) mengungkapkan bahwa di dalam prinsip kerja sama yang berdasarkan pada maksim kuantitas, bahwa dalam percakapan penutur harus memberikan kontribusi yang secukupnya kepada mitra tuturnya. Dari kedua pendapat tersebut mempunyai pesamaan yakni suatu kajian yang memberikan informasi atau kontribusi secara tepat. Jadi bahasa adalah salah satu pelajaran yang mengajarkan suatu tata bahasa di dalam tindak ucapan yang mempunyai maksud,arti dan tujuan yang harus di pelajari.

B.     Rumusan Masalah
a)     Apakah maksim kuantitas berpengaruh pada kejelasan pemaknaan bahasa produk?
b)     Apa kaidah yang dihasilkan oleh maksim kuantitas, berdasarkan kajian bahasa teks suatu produk?

C.    METODE PENELITIAN
Penelitian ini di ambil langsung dari sumber tertulis yang terdapat produk minyak kayu putih cap lang dan bedak bayi my baby powder. Metode penelitian ini dinamakan dengan metode dokumentasi . Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekadar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
Penelitian ini memfokuskan pada produk minyak kayu putih dan bedak bayi, karena satu kesatuan produk tersebut sering dipadukan penggunaannya untuk anak-anak balita. Berikut data temuan yang terdapat pada kedua data yang ditemukan.
PRODUK MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
(Minyak kayu putih cap Lang dengan natural aromaterapi ekaliptus, kegunaan membantu meredakan perut kembung, mual, masuk angin, sakit perut dan gatal-gatal akibat gigitan serangga).
CARA PEMAKAIAN, gosoklah pada tempat yang sakit secara merata sampai terasa hangat dan nyaman atau campurkan beberapa tetes minyak Kayu Putih Ekaliptus ini dengan air panas dan hiruplah udara.
PENYIMPANAN, simpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari.


BEDAK BAYI CAP BABY BABY
(My Baby Powder memberikan perawatan dengan penuh kelembutan, sehingga bayi merasa aman penuh kasih sayang sepanjang hari)
Begitu sejuk dan lembut melindungi kulit bayi yang teramat halus. Formulanya begitu ringan, mudah merata, harum, lembut dan segar, merenyap kelembaban pada kulit bayi.
PERINGATAN, Jauhkan dari hidung dan mulut bayi, jangan sampai terhirup atau tertelan bayi.

 a). Apakah maksim kuantitas berpengaruh pada kejelasan pemaknaan bahasa produk?
Wacana tersebut di analisis dengan konsep pragmatik, karena konsep pragmatik dapat menganalisis teks yang terdapat dalam produk tersebut. Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction). Morris (1960) mengatakan bahwa pragmatic merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian tanda, yang secara spesifik dapat diartikan sebagai cara orang menggunakan tanda bahasa dan cara tanda bahasa itu diinterpretasikan. yang dimaksud orang menurut definisi tersebut adalah pemakai tanda itu sendiri, yaitu penutur. Menurut Leech (1993:8), Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar  (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak ilokusi, tuturan, waktu, dan tempat.
Dari beberapa ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian pragmatik dapat dengan mudah apabila masyarakat sekitar yang belum mengerti apa itu pragmatik dan memberitahukan inti dari pengertian pragmatik tersebut, pasti sebuah bahasa akan berkembang sesuai dengan aturan ketatabahasaan yang mengandung arti, maksud dan tujuan.
Kejelasan intruksi pada suatu produk barang memberikan pemahaman yang konkret akan kegunaan dari benda tersebut. Prinsip maksim kuantitas tidak dapat lebat dari sisi material dan efek kegunaan. Keduanya akan selalu melekat sehingga akan membentuk kaidah deklaratif yang memperjelas produk yang dimaksudkan. Dengan demikian maksim kuantitas sangat berpengaruh pada keredibilitas dan tingkat pemaknaan konsumen pada produk yang akan dipergunakan.                
b). Apa saja kaidah yang dihasilkan oleh maksim kuantitas, berdasarkan kajian bahasa teks suatu produk?
Teks di atas di analisis dengan kajian pragmatik yang masuk ke dalam konsep maksim kuantitas yaitu suatu tuturan untuk memberikan informasi secara singkat, jelas dan tidak berlebihan. Di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin (Rahardi , 2008 : 53 ). Pada teks yang terdapat pada produk minyak kayu putih cap lang dan bedak bayi My Baby menginformasikan petunjuk dan kegunaan dari kedua produk tersebut. Maksim kuantitas tanpak jelas terdapat dalam teks kedua produk tersebut. Pembeli akan mendapatkan informasi jelas tentang kegunaan dan cara pemakaiannya, sehingga konsumen tidak akan salah lagi dalam membeli barang yang mereka butuhkan.
Selanjutnya pada bahasan yang kita teliti yakni maksim kuantitas, kita bisa memasukkan teks pada analisis maksim kuantitas yang berisi PETUNJUK PENGGUNAAN: gosoklah pada tempat yang sakit secara merata sampai terasa hangat dan nyaman atau campurkan beberapa tetes minyak Kayu Putih Ekaliptus ini dengan air panas dan hiruplah udara.
Teks tersebut berisi tuturan tentang petunjuk menggunakan minyak kayu putih cap Lang yaitu dengan menggosokkan pada tempat yang sakit secara merata sampai terasa hangat dan nyaman atau campurkan beberapa tetes minyak Kayu Putih Ekaliptus ini dengan air panas dan hiruplah udara. Dengan petunjuk tersebut masyarakat akan mengetahui apa kegunaan dari minyak kayu putih cap Lang  dan bagaimana cara kita memakainya, karena petunjuk penggunaan sudah dituliskan dengan jelas pada bagian botol minyak kayu putih cap Lang.
Maksim kuantitas pada teks tersebut juga merujuk pada keterangan atau petunjuk penyimpanan yang tepat. Konsumen diberikan informasi mengenai penyimpanan yang tepat minyak kayu putih cap Lang yaitu simpan di tempat sejuk dan terlindung dari sinar matahari.
Teks lain yang dianalisis adalah informasi mengenai produk bedak bayi My Baby. Pada produk ini, maksim kuantitas juga takpak jelas tentang kegunaan dari produk tersebut. My Baby Powder memberikan perawatan dengan penuh kelembutan, sehingga bayi merasa nyaman, penuh kasih sayang sepanjang hari. Indikasi yang terdapat pada produk ini menginformasikan mengenai produk  My Baby Powder begitu sejuk dan lembut melindungi kulit bayi yang teramat halus. Formulanya begitu ringan, mudah merata, harum, lembut dan segar, menyerap kelembaban pada kulit. Petunjuk pada produk minyak kayu putih cap lang dan bedak bayi tersebut, begitu memperhitungkan maksim kuantitas. Dengan adanya maksim kuantitas, konsumen akan mendapatkan beberapa hal penting pada suatu produk yaitu deskripsi produk, petunjuk penggunaan, kontra indikasi, petunjuk penyimpanan. Dari keempat hal tersebut dapat dikatakan, bahwa maksim kuantitas setidaknya memperhatikan instruksi atau petunjuk penggunakan suatu produk secara baik dan benar.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas tentang pragmatik, tuturan dan maksim kuantitas dapat kita simpulkan bahwa  suatu bahasa tidak lepas dari aturan ketatabahasaan. Setiap kalimat dapat kita cari makna, maksud dan tujuan melalui kajian linguistik. Petunjuk penggunaan produk juga berindikasi pada kejelasan konsumen dalam memaknai produk tersebut. Maksim kuantitas akan memberikan dampak yang positif dalam kelangsungan pemaknaan suatu teks. Dalam penelitian dapat ditemukan kaidah-kaidah yang lazim dipergunakan pada produk barang yang diperjual belikan di pasaran. Kaidah terkait dengan maksim kuantitas adalah petunjuk penggunakan barang mempertimbangkan aspek yaitu kejelasan deskripsi produk, petunjuk penggunaan, kontra indikasi atau larangan penggunaan dan petunjuk penyimpanan produk secara baik dan benar.



DAFTAR ACUAN

Kushartanti. 2007. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Purwo, Bambang Kaswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. 1990. Yogyakarta: Kanisius.

Rustono. 1999. Pokok- Pokok Pragmatik. Semarang: CV IKIP Semarang Press

Rahardi, R. Kunjana. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Erlangga.

Wijaya, Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi

Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAHASA PETUNJUK PEMAKAIAN PRODUK BERDASAR KAJIAN PRAGMATIK MAKSIM KUANTITAS

BAHASA PETUNJUK PEMAKAIAN PRODUK   BERDASAR KAJIAN PRAGMATIK MAKSIM KUANTITAS A.     PENDAHULUAN  Latar Belakang Pragmatik mer...