BAHASA PETUNJUK PEMAKAIAN PRODUK
BERDASAR KAJIAN PRAGMATIK MAKSIM KUANTITAS
A. PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pragmatik
merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa sekarang ini,
walaupun pada kira-kira dua dasa warsa yang silam, ilmu ini jarang atau hampir
tidak pernah disebut oleh para ahli bahasa. Hal ini dilandasi oleh semakin
sadarnya para linguis, bahwa upaya untuk menguak hakikat bahasa tidak akan
membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari pemahaman terhadap pragmatik,
yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi (Leech, 1993: 1). Seorang
filosof dan ahli logika Carnap (1938) juga menjelaskan bahwa pragmatik
mempelajari konsep-konsep abstrak. Pragmatik mempelajari hubungan konsep yang
merupakan tanda. Selanjutnya Montague mengatakan bahwa pragmatik adalah studi
mengenai “idexical“ atau “deictic“.
Dalam pengertian ini pragmatik berkaitan dengan teori rujukan atau deiksis,
yaitu pemakaian bahasa yang menunjuk pada rujukan tertentu menurut
pemakaiannya. Pragmatik merupakan salah satu bidang kajian linguistik, bidang
yang merupakan penelitian bagi para ahli bahasa.
Pragmatik
yang dimaksud sebagai bahan pengajaran bahasa atau yang disebut fungsi
komunikatif, biasanya disajikan dalam ajaran bahasa asing. Sebagaimana telah di
jelaskan bahwa kajian pragmatik sangat penting bagi seorang ahli linguis, dan
perlu kita tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pragmatik?, bagaimana kita
harus menggunakan pragmatik dengan benar? mengapa kita harus mempelajari kajian
pragmatik?. Dengan munculnya pertanyaan seperti itu kita akan berusaha menjawab
bahwa isi dari kajian pragmatik itu adalah bidang yang mengkaji makna
penutur, bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya, bidang yang
melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang
dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara, dan bidang yang mengkaji
bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan
yang terlibat dalam percakapan tertentu. Setelah kita mengetahui isi dari
kajian pragmatik setidaknya kita mampu mengimplementasikan
setiap ucapan kita, mengerti maksud dan tujuan ucapan yang kita ucapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena itu pragmatik sangatlah penting dalam
mengkaji setiap ucapan yang kita keluarkan.
Seperti
dalam pengertian bahasa, hal-hal di luar bahasa mempengaruhi pemahaman kita
pada hal di dalam bahasa. Untuk memahami apa yang terjadi di dalam sebuah
percakapan, misalnya kita perlu mengetahui aiapa aja yang terlibat di dalamnya,
bagaimana hubungan dan jarak social di antara mereka, atau status relative di
antara mereka.
Rustono
(1999:55) menyatakan Prinsip percakapan (Convensional
principle) adalah prinsip yang mengatur mekanisme percakapan antar
pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun. Dari batasan
itu dapat dikemukakan bahwa prinsip percakapan itu mencakup dua, yaitu prinsip
kerjasama (cooperative principle) dan prinsip kesantunan (politeness
principle). Pembicara di dalam percakapan harus berusaha agar apa yang dikatakannya
bisa relevan dengan situasi di dalam percakapan itu, jelas dan mudah dipahami
oleh pendengarnya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ada kaidah-kaidah yang
harus ditaati oleh pembicara agar percakapan dapat berjalan dengan lancer.
Kaidah-kaidah itu di dalam kajian pragmatic, dikenal dengan prinsip kerja sama.
Dalam
Kushartanti (2007:106) Grice (1975) mengungkapkan bahwa di dalam prinsip kerja
sama, seorang pembicara harus mematuhi empat maksim. Maksim adalah prinsip yang
harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual
maupun interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proses komunikasi.
Keempat maksim percakapan itu adalah: maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, dan maksim cara. Bahan penelitian saya disini mengacu pada maksim
kuantitas, dapat kita ketahui , maksim kuantitas merupakan suatu
tuturan untuk memberikan informasi secara singkat, jelas dan tidak berlebihan.
Di
dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi
yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin (Rahardi , 2008 : 53 ).
Dan pendapat lain dari Kushartanti (2007:106) Grice (1975) mengungkapkan
bahwa di dalam prinsip kerja sama yang berdasarkan pada maksim kuantitas, bahwa
dalam percakapan penutur harus memberikan kontribusi yang secukupnya kepada
mitra tuturnya. Dari kedua pendapat tersebut mempunyai pesamaan yakni suatu
kajian yang memberikan informasi atau kontribusi secara tepat. Jadi bahasa
adalah salah satu pelajaran yang mengajarkan suatu tata bahasa di dalam tindak
ucapan yang mempunyai maksud,arti dan tujuan yang harus di pelajari.
B. Rumusan Masalah
a) Apakah maksim kuantitas
berpengaruh pada kejelasan pemaknaan bahasa produk?
b) Apa kaidah yang
dihasilkan oleh maksim kuantitas, berdasarkan kajian bahasa teks suatu produk?
C. METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini di ambil langsung dari sumber tertulis yang terdapat produk minyak kayu putih
cap lang dan bedak bayi my baby powder.
Metode penelitian ini dinamakan dengan metode dokumentasi . Studi dokumenter
merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekadar
mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan
tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam
arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan
metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam
menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari
variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari,
maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check di tempat yang sesuai. Untuk
mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar
variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
Penelitian ini
memfokuskan pada produk minyak kayu putih dan bedak bayi, karena satu kesatuan
produk tersebut sering dipadukan penggunaannya untuk anak-anak balita. Berikut
data temuan yang terdapat pada kedua data yang ditemukan.
PRODUK MINYAK KAYU PUTIH
CAP LANG
(Minyak kayu putih cap Lang dengan natural
aromaterapi ekaliptus, kegunaan membantu meredakan perut kembung, mual, masuk
angin, sakit perut dan gatal-gatal akibat gigitan serangga).
CARA PEMAKAIAN, gosoklah pada tempat yang sakit
secara merata sampai terasa hangat dan nyaman atau campurkan beberapa tetes
minyak Kayu Putih Ekaliptus ini dengan air panas dan hiruplah udara.
PENYIMPANAN, simpan di tempat sejuk dan
terlindung dari cahaya matahari.
BEDAK BAYI CAP BABY BABY
(My Baby Powder memberikan perawatan dengan
penuh kelembutan, sehingga bayi merasa aman penuh kasih sayang sepanjang hari)
Begitu sejuk dan lembut melindungi kulit bayi
yang teramat halus. Formulanya begitu ringan, mudah merata, harum, lembut dan
segar, merenyap kelembaban pada kulit bayi.
PERINGATAN, Jauhkan dari hidung dan mulut bayi,
jangan sampai terhirup atau tertelan bayi.
a). Apakah maksim kuantitas
berpengaruh pada kejelasan pemaknaan bahasa produk?
Wacana
tersebut di analisis dengan konsep pragmatik, karena konsep pragmatik dapat menganalisis teks
yang terdapat dalam produk tersebut. Thomas (1995: 22), dengan
mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi
antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan
linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran ujaran,
mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi
(meaning in interaction). Morris (1960) mengatakan bahwa pragmatic merupakan
disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian tanda, yang secara spesifik dapat
diartikan sebagai cara orang menggunakan tanda bahasa dan cara tanda bahasa itu
diinterpretasikan. yang dimaksud orang menurut definisi tersebut adalah pemakai
tanda itu sendiri, yaitu penutur. Menurut Leech (1993:8), Pragmatik adalah
studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations) yang meliputi
unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak ilokusi, tuturan,
waktu, dan tempat.
Dari
beberapa ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian pragmatik dapat
dengan mudah apabila masyarakat sekitar yang belum mengerti apa itu pragmatik
dan memberitahukan inti dari pengertian pragmatik tersebut, pasti sebuah bahasa
akan berkembang sesuai dengan aturan ketatabahasaan yang mengandung arti,
maksud dan tujuan.
Kejelasan intruksi pada suatu produk barang
memberikan pemahaman yang konkret akan kegunaan dari benda tersebut. Prinsip
maksim kuantitas tidak dapat lebat dari sisi material dan efek kegunaan.
Keduanya akan selalu melekat sehingga akan membentuk kaidah deklaratif yang
memperjelas produk yang dimaksudkan. Dengan demikian maksim kuantitas sangat
berpengaruh pada keredibilitas dan tingkat pemaknaan konsumen pada produk yang
akan dipergunakan.
b). Apa saja kaidah yang
dihasilkan oleh maksim kuantitas, berdasarkan kajian bahasa teks suatu produk?
Teks
di atas di analisis dengan kajian pragmatik yang masuk ke dalam konsep maksim
kuantitas yaitu suatu tuturan untuk memberikan informasi secara singkat, jelas
dan tidak berlebihan. Di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan
dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif
mungkin (Rahardi , 2008 : 53 ). Pada teks yang terdapat pada produk minyak kayu
putih cap lang dan bedak bayi My Baby
menginformasikan petunjuk dan kegunaan dari kedua produk tersebut. Maksim
kuantitas tanpak jelas terdapat dalam teks kedua produk tersebut. Pembeli akan
mendapatkan informasi jelas tentang kegunaan dan cara pemakaiannya, sehingga
konsumen tidak akan salah lagi dalam membeli barang yang mereka butuhkan.
Selanjutnya
pada bahasan yang kita teliti yakni maksim kuantitas, kita bisa memasukkan teks
pada analisis maksim kuantitas yang berisi PETUNJUK PENGGUNAAN: gosoklah pada tempat
yang sakit secara merata sampai terasa hangat dan nyaman atau campurkan
beberapa tetes minyak Kayu Putih Ekaliptus ini dengan air panas dan hiruplah
udara.
Teks tersebut berisi
tuturan tentang petunjuk menggunakan minyak kayu putih cap Lang
yaitu dengan menggosokkan pada tempat yang sakit secara merata sampai
terasa hangat dan nyaman atau campurkan beberapa tetes minyak Kayu Putih
Ekaliptus ini dengan air panas dan hiruplah udara. Dengan
petunjuk tersebut masyarakat akan mengetahui apa kegunaan dari minyak kayu putih
cap Lang dan bagaimana cara
kita memakainya, karena petunjuk penggunaan sudah dituliskan dengan jelas
pada bagian botol minyak kayu putih cap Lang.
Maksim
kuantitas pada teks tersebut juga merujuk pada keterangan atau petunjuk
penyimpanan yang tepat. Konsumen diberikan informasi mengenai penyimpanan yang
tepat minyak kayu putih cap Lang yaitu simpan di tempat sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
Teks lain yang dianalisis adalah informasi
mengenai produk bedak bayi My Baby.
Pada produk ini, maksim kuantitas juga takpak jelas tentang kegunaan dari
produk tersebut. My Baby Powder
memberikan perawatan dengan penuh kelembutan, sehingga bayi merasa nyaman,
penuh kasih sayang sepanjang hari. Indikasi yang terdapat pada produk ini
menginformasikan mengenai produk My Baby Powder begitu sejuk dan lembut
melindungi kulit bayi yang teramat halus. Formulanya begitu ringan, mudah
merata, harum, lembut dan segar, menyerap kelembaban pada kulit. Petunjuk pada
produk minyak kayu putih cap lang dan bedak bayi tersebut, begitu
memperhitungkan maksim kuantitas. Dengan adanya maksim kuantitas, konsumen akan
mendapatkan beberapa hal penting pada suatu produk yaitu deskripsi produk,
petunjuk penggunaan, kontra indikasi, petunjuk penyimpanan. Dari keempat hal tersebut
dapat dikatakan, bahwa maksim kuantitas setidaknya memperhatikan instruksi atau
petunjuk penggunakan suatu produk secara baik dan benar.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas tentang pragmatik, tuturan dan maksim kuantitas dapat kita simpulkan
bahwa suatu bahasa tidak lepas dari aturan ketatabahasaan. Setiap kalimat
dapat kita cari makna, maksud dan tujuan melalui kajian linguistik. Petunjuk penggunaan
produk juga berindikasi pada kejelasan konsumen dalam memaknai produk tersebut.
Maksim kuantitas akan memberikan dampak yang positif dalam kelangsungan
pemaknaan suatu teks. Dalam penelitian dapat ditemukan kaidah-kaidah yang lazim
dipergunakan pada produk barang yang diperjual belikan di pasaran. Kaidah
terkait dengan maksim kuantitas adalah petunjuk penggunakan barang
mempertimbangkan aspek yaitu kejelasan deskripsi produk, petunjuk penggunaan,
kontra indikasi atau larangan penggunaan dan petunjuk penyimpanan produk secara
baik dan benar.
DAFTAR
ACUAN
Kushartanti. 2007. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Purwo,
Bambang Kaswanti. Pragmatik dan
Pengajaran Bahasa. 1990. Yogyakarta: Kanisius.
Rustono. 1999. Pokok- Pokok Pragmatik. Semarang: CV IKIP Semarang Press
Rahardi, R. Kunjana. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa
Indonesia. 2005. Jakarta: Erlangga.
Wijaya, Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yule, George. 2014. Pragmatik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.